6
Januari 2013
Srimulyati/1204209
Universitas
Negeri Padang (UNP)
Program
magister Pendidikan Fisika
Berdasarkan
undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Tujuan dari
diadakannya pendidikan tersebut untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dilihat
dari tujuan penjelasan di atas bahwa pendidikan itu sangat penting sekali bagi
masa depan bangsa Indonesia, masa depan penerus bangsa. Dari hal itu perlunya
sedini mungkin mengadakan perubahan rencana program pendidikan yang lebih baik,
agar tujuan dari pendidikan nasional tercapai. Perubahan harus dimulai dari
sekarang, karena itu mencapai keberhasilan nanti maka harus dipersiakan dari
sekarang. Tidak mungkin kan kalau kita ingin perubahan untuk masa mendatang
dilakukan juga pada masa mendatang?
Untuk
mencapai tujuan pendidikan itu dibutuhkan suatu rencana pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran, yang kita kenal sebagai kurikulum. Berdasarkan
informasi yang beredar akhir-akhir ini di berbagai media massa, bahwa saat ini pemerintah tengah
mempersiapkan kurikulum baru yang di harapkan rampung pada bulan Februari 2013.
Berbeda dari biasanya, kurikulum ini sebelum dipublikasikan dilakukan terlebih
dahulu uji publik agar rancangan kurikulum ini dapat dipahami oleh publik dan mereka
merasa berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum ini. Strategi kurikulum baru
ini, lebih menekankan pada model pembelajaran tematik yang berarti pembelajaran
terpadu menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa yang lebih mengarah kepada
pendidikan karakter.
Tuntunan diharuskan pendidikan karakter ini juga
didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, meningkatnya kenakalan remaja
dalam masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus amoral lainnya.
Di kota-kota besar tertentu gejala tersebut sudah sampai pada taraf yang
meresahkan dan memprihatinkan. Karena itu lembaga pendidikan formal sebagai
wadah resmi pembinaan generasi penerus bangsa diharapkan dapat meningkatkan
peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui pendekatan
intensitas dan kualitas pendidikan karakter.
Dalam pendidikan
karakter di sekolah, semua komponen pendidikan harus dilibatkan, termasuk
komponen pendidikan itu sendiri, yaitu, kompetensi lulusan, isi kurikulum,
proses pembelajaran dan standar penilaian, penangan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga sekolah
Pendidikan
karakter ini adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi
karakter peserta didik. Guru membentuk watak peserta didik, hal ini mencakup keteladanan
bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,
bagaimana guru bertoleransi dan lain-lain.
Pendidikan
karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran,
salah satunya dalam pembelajaran sains. Pembelajaran sains yang dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh akan memberikan sumbangan bagi peserta didik dalam mempersiapkan
dirinya menghadap kehidupan nyata di masyarakat. Unsur-unsur kedisiplinan,
kecermatan, ketekunan, ketelitian, dan kejujuran misalnya dalam melakukan
kegiatan observasi dan pengukuran secara bertahap akan membentuk karakter peserta
didik. Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari hasil pembelajaran sains adalah:
Obyektivitas,
keakuratan, ketepatan, pencarian kebenaran, pemecahan masalah, penghargaan
makna kemanusiaan, melindungi kehidupan manusia, kejujuran intelektual,
kejujuran akademik, keteguhan hati, kerendahan hati, membuat keputusan,
kesediaan menghargai pendapat, saintifik inkuiri, mempertanyakan semua hal,
kebutuhan verifikasi, menghormati logika, integritas, rajin, tekun, rasa ingin
tahu, terbuka, rasa ingin tahu, terbuka, kritis, imaginasi.
Penanaman
nilai-nilai sains dapat dilaksanakan
manakala guru dapat menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik, yaitu dengan
penetapan tujuan berarah kognitif, afektif, psikomotor, dan melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran secara utuh. Pendidikan sains memiliki peranan
penting dalam menjaga dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Metode pendidikan
karakter dalam pendidikan sains adalah sebagai berikut:
- Menanamkan
- Mengembangkan
- Mengklarifikasikan
Ketiga
hal tersebut dapat terlaksana dalam pembelajaran sains melalui tiga tahapan.
Pertama rancangan pembelajaran, yaitu pada bagian tujuan pembelajaran yang
secara tegas harus menunjukkan jenis sikap apa yang akan dibelajarkan pada
siswa, kemudian bagaimana kondisi dan langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut, dan teknik (jenis) penilaian apa
yang sesuai untuk mengevaluasi tujuan tersebut. Kedua, dalam pelaksanaan
pembelajaran secara intensif guru mengamati perilaku (sikap) siswa selama
proses belajar, dan memberikan umpan balik bagaimana seharusnya siswa bersikap
dalam menghadapi masalah yang disodorkan dalam pembelajaran. Ketiga, guru
melakukan penilaian terhadap sikap-sikap yang ditunjukkan siswa atau dapat juga
dari penilaian siswa sendiri dan teman. Hasil penilaian ini seyogyanya
didiskusikan untuk umpan balik bagi siswa.
Metode
pembelajaran yang sesuai untuk pembentukan sikap dalam pembelajaran sains, selain
ketrampilan proses, inquiri, dan problem solving, secara konstruktivistik juga
dapat dilaksanakan melalui metode lain misal roll playing.
Rujukan:
- ·Akhmad-sudrajat.2010. pendidikan-karakter-di-smp. http: // akhmad sudrajat.Wordpres. com/2010/08/20/ pendidikan-karakter-di-smp/.Diakses 03 Januari 2013-01-07
- ·Akhmad-sudrajat.2008.hakikat-pendidikan. http://akhmad sudrajat. wordpress.com/2008/11/08/ hakikat-pendidikan/. Diakses 03 Januari 2013-01-07
- · Akhmad sudrajat. 2008. pembelajaran-tematik-di-kelas-awal-sekolah-dasar http://akhmad sudrajat.wordpress.com /2008/07/13/ pembelajaran-tematik-di-kelas-awal-sekolah-dasar/ Diakses: 30 Desember 2012
- · Oemar hamalik. 2011. Kurikulum dan pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta
- · Triman-juniarso.2011. pendidikan-karakter. http://triman juniarso.files.wordpress.com/2011/06/pendidikan-karakter. Doc. Diakses: 1 januari 2013
- · Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar